Geng Warung Pak Jabit

Jumaat, 18 September 2009

Merak dan Si Gagak,



Sombong merak,
Megah nama,
Megah kedudukan,
Megah darjat,
Megah segala-gala.
Tawaduknya Si Gagak,
Rendah bicara tutur kata,
Rendah darjat kedudukan,
Betapa tinggi keperibadianmu,
tergambar ketinggian
Sahsiah dirimu.




· Merak lambang kepada orang kaya dan sombong.
· Si gagak lambang kepada orang miskin tetapi terpuji akhlaknya.

-Menara Harapan-

Disini aku pulang,
tempat bersekolah dan dibesarkan,
semuanya kini terasa kecil,
rinduku mengimbau kembali,akan kenangan,
Disini aku menjadi manusia,
diajar mengenal cinta dan ilmu,pengorbanan ayah dan emak,
keakraban teman dan pergelutan,
detik itu mengambang kembali,
ketika kaki ku melewatimu,
Sesaat tiba di muka sekolah,
telah lama ku tinggalkan,
kini kau sudah berubah,
terasa sepi,teringat pada suara guru memberi markah,
buat si anak desa,
dan ayahku tak berkata bangga,
sekolahku engkau mengajarku erti manusia sejati.

=================
Menelusuri liku perjuangan
bukan mudah,
sedia gigihberani, usahatawakal disatukan,
visi dan misi
matlamat cita-cita.
Perjuangan,
kini,
puncak menara,
setinggi langit membiru,
gedung ilmu,
membuih dilautan terbentang.
Cintai ilmu terbentuk insan mulia,
Cintai kebaikan terukir senyuman,
Syukur padamu ilahi,
Ketetapan rezeki buatku.


Remaja Itu Aku....


Teruna dara,
gilamu akan cinta,
kasihmu pada rindu,
sayangmu pada bicara,
tapi bencimu pada,
kesantunan budaya bangsa.
......................
Teruna dara,

citramu berbagai-bagai aneka,
lakonan hidupmu tidak kenal dasar budaya,
dimana jati diri sejati?
kemana hilang prinsip Tuah dan Jebat?
kemana hilang pejuang bangsa negara?
...................................................

kamu hanya pandai bercinta,
mengeluarkan perkataan“ sayang padamu“,
berbicara soal kepuasan jiwa,
berbicara soal dunia sementara,
sungguh alpa dan leka.

Tempoyak, Cencalok dan Budu : -Rakan-

geng make tempoyak

geng make cencalok
geng make budu

Kekalkan KALIMAH

Azan si hamba setia, 
Bergema di serata alam pawana, 
Agungnya seruan Ilahi, 
Pecah melodi sepi. 
Imanmu kukuh pada yang Esa, 
Tak gugur walau disiksa dihina, 
Batu gunung di dada, 
Hanya irama 
Ahad..Ahad..Ahad, 
Allah yang esa, 
Allah yang esa, 
Di bibir tutur katanya. 

(Jam:10:50 Pagi) 
Lokasi di Bilik Falimbani

Kematian itu pasti !!

Kau mengundang seribu makna,
Kau mengundang seribu kesakitan,
Kau mengundang seribu keperitan,
Kau mengundang seribu kekesanan,
Kau mengundang seribu tanda tanya !!!
Ya Allah.....
Selamatkan lah diriku
Dari azab sengsara,
Selamatkan lah diriku
Dari mara bahaya,
Ketika nyawaku berada
Di hujung hembusan.
Kerisauanku menyelubungi
Segenap ruang jiwa ragaku,
Akidahku yang goncang,
Tauhidku yang rapuh,
Tetap kan imanku,
Disampingmu ya Ilahi.


Khamis, 17 September 2009

Walid, Abi, Abah, Bapa

Hatimu mulia sekali,
Kasihmu begitu abadi,
Ketekunanmu inspirasi kami.
Sayangmu berpanjangan,
Kasihmu membawa ke syurga,

Namamu Rashidah

Umi..
Menatap sayu dijendela syahdu,
merenung nasib diri,
merenung nasib anak-anakmu,
penuh dengan liku-liku,
ranjau dan duri ditempuhi,
tanpa rasa jemu

titisan air matamu,
menyimpan seribu makna yang tersembunyi,
adakah ia satu kegembiraan bagimu?
atau satu kekecewaan untukmu?

andaikata dirimu tiada,
maafkan kesalahan anakmu,
maafkan kesilapan anakmu,
kerna menguris jiwa kecilmu,
anakmu resah gelisah,
tanpa restu dirimu duhai umi.

(Jam:12:10 Tengahari)
Ditujukan kepada:- umi (Rashidah binti Daud)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...